Menguasai Subnetting: Dari Teori, Hitung Cepat, hingga Praktik di Dunia Nyata
Bagi siapa pun yang berkecimpung di dunia jaringan komputer, IP Address dan Subnetting adalah dua hal yang tak terpisahkan. Memahami dasarnya mungkin mudah, namun tantangan sesungguhnya adalah menerapkan teori ini secara cepat dan tepat di lapangan.
Artikel ini akan membawa Anda dari konsep dasar ke tingkat mahir. Kita akan membahas trik hitung cepat yang digunakan para profesional dan mengaplikasikannya dalam studi kasus yang realistis untuk membangun jaringan yang efisien dan aman.
Pondasi Subnetting: Sebuah Review Cepat
Subnetting adalah teknik untuk memecah sebuah blok IP Address besar menjadi beberapa blok jaringan (subnet) yang lebih kecil. Saat melakukan subnetting, kita selalu mencari tiga komponen utama:
- Network ID: Alamat "pembuka" sebuah subnet yang merepresentasikan jaringan tersebut. Alamat ini tidak bisa digunakan oleh perangkat (host).
- Broadcast ID: Alamat "penutup" sebuah subnet yang digunakan untuk mengirim pesan ke semua perangkat di dalamnya. Alamat ini juga tidak bisa digunakan.
- IP Host (Usable IP Range): Rentang alamat di antara Network ID dan Broadcast ID yang bisa dipasang pada komputer, server, atau smartphone.
Trik Hitung Cepat Subnetting: Metode "Magic Number"
Lupakan konversi biner yang rumit. Di lapangan, metode "Magic Number" jauh lebih efisien.
Studi Kasus: Anda menemukan perangkat dengan IP 192.168.1.100
dan Subnet Mask 255.255.255.192
(ditulis juga sebagai /26
). Bagaimana cara cepat mengetahui detail jaringannya?
Langkah 1: Temukan "Magic Number" Rumusnya adalah 256 dikurangi nilai oktet terakhir dari Subnet Mask (oktet yang bukan 255).
- Subnet Mask:
255.255.255.192
- Nilai oktet terakhir:
192
- Magic Number:
256 - 192 =
64
Langkah 2: Tentukan Blok Subnet Blok subnet adalah kelipatan dari Magic Number (dimulai dari 0).
- Blok 1: 0
- Blok 2: 64
- Blok 3: 128
- Blok 4: 192
Angka-angka ini adalah Network ID dari setiap subnet yang terbentuk.
Langkah 3: Analisis IP Address
Lihat kembali IP perangkat: 192.168.1.100
.
- Network ID: Posisi
.100
berada di antara blok64
dan128
. Artinya, perangkat ini tergabung dalam jaringan192.168.1.64
. - Broadcast ID: Alamat ini adalah satu angka sebelum Network ID berikutnya (
.128
), yaitu192.168.1.127
. - Range IP Host: Rentang alamat yang valid adalah dari
Network ID + 1
hinggaBroadcast ID - 1
, yaitu dari192.168.1.65
hingga192.168.1.126
.
Studi Kasus: Penerapan Subnetting di Kantor
Mari kita terapkan ilmu ini dalam skenario nyata. Anda adalah teknisi IT yang diberi satu blok IP 192.168.50.0/24
untuk kantor baru dengan 3 divisi yang jaringannya harus dipisah.
- Divisi Marketing: Butuh 50 komputer.
- Divisi Keuangan: Butuh 12 komputer (data sensitif).
- Jaringan Tamu (WiFi): Harus bisa menampung 100 perangkat.
1. Analisis Kebutuhan (Urutkan dari Terbesar)
- Tamu (100 host): Membutuhkan
/25
(126 host). - Marketing (50 host): Membutuhkan
/26
(62 host). - Keuangan (12 host): Membutuhkan
/28
(14 host).
2. Desain dan Alokasi IP
- Subnet 1: Jaringan Tamu
- Network:
192.168.50.0/25
- Range Host:
192.168.50.1
-192.168.50.126
- Network:
- Subnet 2: Divisi Marketing
- Network:
192.168.50.128/26
- Range Host:
192.168.50.129
-192.168.50.190
- Network:
- Subnet 3: Divisi Keuangan
- Network:
192.168.50.192/28
- Range Host:
192.168.50.193
-192.168.50.206
- Network:
Dengan pemisahan ini, Anda bisa membuat aturan keamanan di firewall (misalnya, melarang jaringan tamu mengakses jaringan keuangan), meningkatkan performa, dan mempermudah pengelolaan jaringan.
Referensi
Untuk pemahaman dasar lebih lanjut, Anda bisa membaca artikel berikut:
Posting Komentar