Cara Install Debian 13 "Trixie" Server di VirtualBox (Lengkap + Gambar)

Table of Contents

Selamat datang di panduan komprehensif untuk menginstal Debian 13 "Trixie" Server menggunakan VirtualBox. Dalam dunia teknologi, "praktik" adalah raja. Anda bisa membaca ratusan buku tentang administrasi sistem, tetapi tidak ada yang mengalahkan pengalaman langsung (hands-on) saat Anda mengetik perintah, mengkonfigurasi jaringan, dan ya terkadang, memperbaiki kesalahan.

`Tutorial lengkap: instalasi Debian 13 (Trixie) Server di VirtualBox dengan gambar`

Lalu, bagaimana cara praktik yang aman? Jawabannya adalah virtualisasi.

Apa itu Debian 13 "Trixie"? Debian adalah salah satu distribusi Linux paling tua, paling stabil, dan paling berpengaruh di dunia. Dikenal sebagai "The Universal Operating System", Debian menjadi fondasi bagi banyak distro populer lainnya, termasuk Ubuntu. Versi 13 "Trixie" adalah rilis stabil terbaru (atau testing, tergantung kapan Anda membaca ini) yang membawa pembaruan perangkat lunak dan keamanan terkini. Menginstal versi "Server" berarti kita akan fokus pada sistem command-line (tanpa GUI), yang ideal untuk membangun server web, database, atau lab jaringan.

Mengapa Menggunakan VirtualBox? Oracle VM VirtualBox adalah perangkat lunak virtualisasi gratis dan open-source yang memungkinkan Anda menjalankan satu sistem operasi (disebut "Guest" OS) di dalam sistem operasi utama Anda (disebut "Host" OS).

Bayangkan ini seperti memiliki "komputer di dalam komputer". Keuntungannya jelas:

  1. Aman: Apapun yang Anda lakukan di dalam mesin virtual (VM), termasuk kesalahan fatal, tidak akan mempengaruhi komputer utama Anda.

  2. Hemat Biaya: Anda tidak perlu membeli perangkat keras server fisik.

  3. Portabel: Anda bisa menyimpan, menyalin, dan memindahkan seluruh "server" Anda hanya dengan menyalin satu file.

  4. Fleksibel: Anda bisa membuat snapshot (cadangan instan) dan kembali ke kondisi sebelumnya jika terjadi kesalahan.

Panduan ini dirancang untuk pemula absolut namun tetap detail. Kita akan membahas setiap langkah, mulai dari mengunduh file yang benar, mengkonfigurasi mesin virtual, hingga proses partisi dan login pertama Anda. Mari kita mulai.

Bab 1: Persiapan Amunisi (Prasyarat)

Sebelum kita mulai berperang, kita perlu menyiapkan amunisi kita. Pastikan Anda memiliki tiga hal berikut:

1. Oracle VM VirtualBox (dan Extension Pack) Anda memerlukan VirtualBox yang terinstal di komputer Host Anda (Windows, macOS, atau Linux).

  • Unduh di sini: https://www.virtualbox.org/wiki/Downloads

  • Penting: Saat mengunduh, jangan lupa untuk mengunduh dan menginstal "VirtualBox Extension Pack" juga. Ini adalah file kecil yang menambahkan fungsionalitas penting seperti dukungan USB 2.0/3.0 dan koneksi remote display (RDP).

2. File ISO Debian 13 "Trixie" (Netinst) ISO adalah image disk, ibarat "kaset" instalasi digital. Debian menawarkan banyak jenis ISO, yang bisa membingungkan pemula.

  • Rekomendasi: Unduh file "netinst" (Network Install).

  • Mengapa Netinst? File ini sangat kecil (biasanya di bawah 500MB). Ini hanya berisi installer dasar. Selama proses instalasi, ia akan mengunduh paket-paket terbaru langsung dari internet (mirror). Ini memastikan server Anda 100% up-to-date sejak detik pertama.

  • Unduh di sini: https://www.debian.org/devel/debian-installer/ (Selalu cari tautan unduhan "netinst" untuk arsitektur amd64, yang merupakan standar untuk kebanyakan PC modern).

3. Koneksi Internet yang Stabil Karena kita menggunakan netinst, koneksi internet yang stabil selama proses instalasi sangat penting untuk mengunduh paket-paket sistem.

Bab 2: Menciptakan Mesin Virtual (VM) di VirtualBox

Sekarang, mari kita "rakit" komputer virtual kita.

  1. Buka VirtualBox dan klik tombol "New" (ikon biru).

  2. Name and Operating System:

    • Name: Beri nama yang deskriptif, misalnya Debian 13 Server.

    • Folder: Biarkan default, atau pilih lokasi di mana Anda ingin menyimpan file VM besar ini.

    • ISO Image: (Fitur baru) Anda bisa memilih file ISO Debian 13 yang sudah diunduh di sini.

    • Type: VirtualBox biasanya cerdas. Saat Anda mengetik "Debian", ia akan otomatis memilih Linux.

    • Version: Pastikan ia memilih Debian (64-bit).

    • Klik "Next".

  3. Hardware (RAM dan CPU):

    • Base Memory (RAM): Ini adalah RAM yang akan "dipinjamkan" dari komputer Host ke VM. Untuk server command-line, 1024MB (1GB) sudah cukup. Jika Anda memiliki RAM berlebih (misal 16GB+ di Host), berikan 2048MB (2GB) agar lebih nyaman.

    • Processors (CPU): 1 CPU sudah cukup untuk server dasar. Jika Anda berencana menjalankan aplikasi berat, berikan 2 CPU.

    • Klik "Next".

  4. Virtual Hard Disk (Penyimpanan):

    • Ini adalah "hard drive" digital untuk server Anda.

    • Pilih "Create a Virtual Hard Disk Now".

    • Ukuran: Untuk server dasar, 20GB adalah awal yang baik. Anda bisa membuatnya lebih besar jika berencana menyimpan banyak data.

    • Tipe Hard Disk: Biarkan default VDI (VirtualBox Disk Image).

    • Storage on Physical Hard Disk: Ini penting.

      • Dynamically allocated: Hard drive virtual akan dimulai sebagai file kecil dan hanya akan membesar di komputer Host Anda saat Anda mengisi data di dalam VM. (Direkomendasikan).

      • Fixed size: Langsung membuat file sebesar 20GB. Ini sedikit lebih cepat tetapi memakan ruang Host Anda segera.

    • Pilih "Dynamically allocated" dan klik "Next", lalu "Finish".

Anda baru saja membuat "kerangka" komputer Anda. Tapi tunggu, jangan klik "Start" dulu!

Bab 3: Konfigurasi Jaringan (Penting!)

Ini adalah langkah yang sering dilewati pemula. Secara default, VirtualBox menggunakan mode jaringan "NAT". Ini berfungsi, tetapi ada pilihan yang lebih baik untuk lab server.

  1. Pilih VM Debian 13 Server Anda di panel kiri VirtualBox.

  2. Klik tombol "Settings" (ikon roda gigi).

  3. Buka tab "Network".

Anda akan melihat "Adapter 1" sudah diaktifkan. Mari kita pahami opsinya:

  • NAT: Pilihan default. VM Anda akan "bersembunyi" di belakang alamat IP komputer Host Anda. VM bisa mengakses internet, tetapi komputer lain di jaringan Anda (termasuk Host Anda) tidak bisa mengakses VM dengan mudah.

  • Bridged Adapter (Adaptor Ter-Bridge): Ini adalah pilihan terbaik untuk lab server. VM Anda akan "terhubung" langsung ke router fisik Anda. Ia akan mendapatkan alamat IP sendiri di jaringan rumah/kantor Anda (misalnya 192.168.1.10), seolah-olah ia adalah komputer fisik sungguhan.

  • Host-Only Adapter: Membuat jaringan pribadi antara komputer Host dan VM Anda saja. Berguna untuk skenario tertentu, tetapi tidak untuk koneksi internet.

Rekomendasi: Ubah "Attached to:" dari NAT menjadi "Bridged Adapter". Pilih nama adaptor jaringan fisik Anda (misalnya Wi-Fi atau Realtek PCIe GBE Family Controller) di menu "Name".

Klik "OK" untuk menyimpan pengaturan.

Bab 4: Proses Instalasi Debian 13 (Langkah demi Langkah)

Saatnya menyalakan mesin!

  1. Pilih VM Anda dan klik "Start".

  2. Jika Anda tidak memilih ISO di Bab 2, VirtualBox akan meminta "Start-up disk". Klik ikon folder, pilih file ISO debian-13-netinst.iso Anda, dan klik "Start".

Anda akan disambut oleh menu boot installer Debian.

1. Memulai Installer

  • Pilih "Install" (bukan "Graphical Install"). Untuk server, terbiasa dengan installer berbasis teks adalah praktik yang baik. Cukup gunakan tombol panah dan Enter.

2. Konfigurasi Bahasa dan Lokasi

  • Select a language: Pilih English (atau Indonesian, tapi English lebih umum untuk terminologi server).

  • Select your location: Pilih other -> Asia -> Indonesia.

  • Configure locales: Pilih United States (en_US.UTF-8).

  • Configure the keyboard: Pilih American English.

Installer akan memuat komponen dan mencoba mendeteksi jaringan. Jika Anda memilih "Bridged Adapter" dan terhubung ke router, ini akan berhasil secara otomatis via DHCP.

3. Konfigurasi Jaringan

  • Hostname: Ini adalah nama server Anda di jaringan. Masukkan sesuatu yang deskriptif, misalnya debian-server.

  • Domain name: Untuk lab di rumah, Anda bisa mengosongkannya. Atau, buat domain fiktif seperti ulin.local.

4. Konfigurasi User dan Password

  • Root Password: Ini adalah akun "Super User" atau "Administrator" tertinggi. Masukkan password yang kuat dan ingat baik-baik. Konfirmasi password Anda.

  • Full name for the new user: Masukkan nama lengkap Anda, misal Muhammad Ulin Nuha.

  • Username for your account: Ini adalah nama login harian Anda. Sebaiknya gunakan huruf kecil, misal ulin.

  • Choose a password for the new user: Masukkan password untuk user ulin ini. Sebaiknya, bedakan dengan password root Anda.

5. Partisi Disk (Bagian Krusial!) Ini adalah bagian yang paling ditakuti pemula, tetapi installer Debian membuatnya mudah.

  • Pilih metode partisi: Pilih "Guided - use entire disk".

  • Select disk to partition: Hanya akan ada satu disk, yaitu disk virtual 20GB yang kita buat (misal: ATA VBOX HARDDISK).

  • Partitioning scheme:

    • All files in one partition: Paling sederhana, bagus untuk pemula.

    • Separate /home partition: Praktik yang baik. Ini memisahkan file sistem dari file personal Anda.

    • Separate /home, /var, and /tmp: Lebih canggih, bagus untuk server produksi.

    • Rekomendasi: Pilih "All files in one partition" untuk kesederhanaan lab ini.

  • Review: Installer akan menunjukkan rencananya: ia akan membuat satu partisi root (ditandai /) dan satu partisi swap.

  • Pilih "Finish partitioning and write changes to disk".

  • Konfirmasi: Ia akan bertanya sekali lagi. Pilih "Yes" dan tekan Enter.

6. Instalasi Sistem Dasar Sekarang, sistem akan mulai menginstal file-file dasar. Tunggu beberapa saat.

7. Konfigurasi Manajer Paket (apt)

  • Scan extra installation media? Pilih "No".

  • Use a network mirror? Pilih "Yes".

  • Mirror country: Pilih Indonesia.

  • Debian archive mirror: Anda akan melihat daftar mirror di Indonesia. kartolo.sby.datautama.net.id atau kambing.ui.ac.id adalah pilihan populer. Pilih salah satu.

  • HTTP proxy: Biarkan kosong (kecuali Anda benar-benar menggunakan proxy).

Sistem akan mengunduh paket-paket dari mirror yang Anda pilih.

8. Seleksi Perangkat Lunak (SANGAT PENTING!) Ini adalah langkah paling penting untuk instalasi server. Anda akan melihat daftar perangkat lunak.

  • Gunakan tombol panah untuk bergerak dan spasi untuk memilih/menghilangkan pilihan.

  • [ ] Debian desktop environment: HILANGKAN CENTANG INI. Kita tidak ingin antarmuka grafis (GUI). Server tidak membutuhkannya dan GUI hanya membuang-buang RAM dan CPU.

  • [ ] ... (GNOME, XFCE, dll): Pastikan semua desktop environment TIDAK DICENTANG.

  • [✓] SSH server: PASTIKAN INI DICENTANG. Ini memungkinkan Anda mengakses server Anda dari jarak jauh menggunakan terminal lain (seperti PuTTY atau Terminal di Host Anda).

  • [✓] standard system utilities: Biarkan ini tercentang.

Jadi, pastikan hanya "SSH server" dan "standard system utilities" yang tercentang. Pilih "Continue".

9. Instalasi GRUB Bootloader

  • GRUB adalah program kecil yang memuat sistem operasi Anda saat komputer booting.

  • Install the GRUB boot loader? Pilih "Yes".

  • Device for boot loader installation: Pilih hard drive virtual Anda, yaitu /dev/sda (bukan "Enter device manually").

10. Instalasi Selesai! Anda akan melihat layar "Installation complete". Pilih "Continue". Sistem akan reboot.

Bab 5: Login Pertama dan Verifikasi

Setelah reboot, VirtualBox akan secara otomatis "mengeluarkan" ISO instalasi. Anda akan disambut oleh layar login hitam pekat (terminal).

Jangan panik! Inilah tampilan server yang sesungguhnya.

  1. Ia akan meminta login: debian-server login:

  2. Jangan login sebagai root! Ini adalah praktik keamanan yang buruk.

  3. Masukkan username non-root yang Anda buat tadi, misal: ulin

  4. Masukkan password untuk ulin.

Selamat! Anda sudah berhasil login ke server Debian 13 Anda. Prompt Anda akan terlihat seperti ulin@debian-server:~$.

Mari kita lakukan beberapa verifikasi dasar:

1. Menjadi Root (Super User) Untuk tugas administratif (seperti menginstal software atau mengedit file sistem), Anda perlu menjadi root. Ketik:

su -

Masukkan password ROOT Anda (yang Anda buat di Bab 4). Prompt Anda akan berubah menjadi root@debian-server:~#. Tanda $ berubah menjadi #, menandakan Anda adalah super user. Untuk kembali ke user biasa, ketik exit.

2. Memeriksa Koneksi Internet Mari kita ping Google untuk memastikan server terhubung ke dunia luar.

ping google.com

Anda akan melihat balasan. Tekan Ctrl + C untuk menghentikannya.

3. Memeriksa Alamat IP Bagaimana cara mengakses server ini dari komputer Host Anda? Kita perlu tahu alamat IP-nya. Ketik:

ip a

Cari nama adaptor Anda (misal enp0s3). Anda akan melihat alamat IP di baris inet, misalnya 192.168.1.10. Catat IP ini.

4. Memperbarui Sistem (Wajib) Hal pertama yang harus dilakukan di server baru adalah memperbarui daftar paket dan meng-upgrade semua software ke versi terbaru. (Pastikan Anda sebagai root - gunakan su - dulu)

apt update
apt upgrade -y

apt update menyinkronkan daftar paket dari mirror. apt upgrade -y mengunduh dan menginstal semua pembaruan yang tersedia (-y berarti otomatis menjawab "Yes").

5. Mengakses Server via SSH (Tes Terakhir) Di komputer Host Anda (bukan di dalam VM), buka terminal (jika pakai macOS/Linux) atau PuTTY (jika pakai Windows). Ketik perintah SSH diikuti user dan IP server Anda:

ssh ulin@192.168.1.10

(Ganti ulin dan 192.168.1.10 dengan milik Anda). Jawab yes untuk fingerprint keamanan, lalu masukkan password ulin Anda. Jika berhasil, Anda akan login ke server Anda dari terminal Host. Ini membuktikan bahwa instalasi server SSH Anda berhasil!

Kesimpulan

Luar biasa! Anda telah berhasil menempuh perjalanan dari nol menjadi pahlawan. Anda tidak hanya menginstal Debian 13, tetapi Anda juga telah:

  • Memahami perbedaan antara NAT dan Bridged Adapter.

  • Mengkonfigurasi VM secara optimal untuk server.

  • Membuat keputusan penting tentang partisi dan pemilihan perangkat lunak.

  • Melakukan verifikasi pasca-instalasi dan pembaruan sistem pertama Anda.

  • Mengakses server Anda dari jarak jauh menggunakan SSH.

Mesin virtual ini adalah sandbox pribadi Anda. Jangan takut untuk merusaknya. Jika rusak parah, hapus saja dan buat yang baru dalam 10 menit. Inilah indahnya virtualisasi.

Di artikel (atau video) selanjutnya, kita bisa menjelajahi apa yang harus dilakukan dengan server baru ini: menginstal server web (LAMP/LEMP Stack), mengamankan server dengan UFW (firewall), atau mengatur login SSH tanpa password.

Terima kasih telah mengikuti panduan ini. Jika Anda memiliki pertanyaan, kendala, atau ide untuk tutorial selanjutnya, tinggalkan di kolom komentar di bawah!

Muhammad Ulin Nuha
Muhammad Ulin Nuha PEEKCODE CHANNEL YOUTUBE Developer Android | Networking | Konten Creator peekcode YT | Galery | Pecinta Sholawat |

Posting Komentar